Jaga Inflasi Tahun Depan 3 Persen, Pemerintah Diminta Waspadai Ini

Sariagri -  Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto menilai asumsi inflasi 3 persen pada RAPBN 2022 menunjukkan harapan pemerintah terhadap pemulihan ekonomi melalui kegiatan konsumsi rumah tangga.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyampaikan gambaran kondisi makro ekonomi dalam RAPBN 2022 pada Rapat Paripurna DPR 2021. Gambaran asumsi Makro dalam RAPBN 2022, diantaranya inflasi ditargetkan 3 persen dan pertumbuhan ekonomi 5 persen-5,5 persen.

Menurut Eko, era pemulihan ekonomi akan diikuti dengan peningkatan inflasi. Dia menilai asumsi inflasi 3 persen masih berada di level moderat dan tidak terlalu tinggi.

“Saya rasa kalau dalam era pemulihan ekonomi, umumnya inflasi di Indonesia relatif tidak akan melonjak signifikan, tetapi naik secara perlahan karena pemulihan ekonominya juga pelan-pelan. Inflasinya disetting pemerintah masih moderat di angka 3 persenan,” ujar Eko dalam Diskusi Publik Indef secara virtual, Selasa (17/8/2021).

Namun, meski proyeksi inflasi dinilai masih di level moderat, Eko mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai inflasi pangan, terutama pada aspek aksesibilitas terhadap pangan saat permintaan mulai pulih.

“Biasanya tidak kekurangan banget, tapi kemudian aksesibilitasnya yang menjadi persoalan dari pangan,” ungkapnya.

Eko menjelaskan pemulihan ekonomi akan berdampak pada peningkatan konsumsi sehingga permintaan pangan meningkat. Kegiatan masyarakat yang kembali normal dengan dibukanya kafe, restoran juga akan meningkatkan permintaan pangan. Namun beberapa daerah kerap mengalami kesulitan dalam mengakses pangan saat permintaan meningkat.

Ketika permintaan pangan meningkat, lanjut dia, tidak semua daerah mempunyai stok yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan efek inflatoir (bersifat meningkatkan inflasi).

“Tapi kalau dikalkulasi secara keseluruhan ya bisa saja inflasi pangan di 2022 lebih tinggi, karena permintaan sudah mulai pulih, kafe-kafe dan restoran sudah buka lagi itu kan meningkatkan demand. Pada titik itu, ada peluang di sektor pertanian, tetapi kemudian juga ada dorongan inflasi yang cepat,” tambah Eko.

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama