Anak Yatim Piatu Penjual Jajanan Gorengan, Kisahnya Bikin Nyesek dan Nangis

 


Sariagri - Di tengah keceriaan anak-anak merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-76 dengan penuh suka cita, ada kisah menyentuh yang dirasakan Muhammad Akbar (10 tahun).

Akbar merupakan seorang anak yatim piatu asal Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Dia terpaksa berjualan jajanan gorengan keliling, demi bertahan hidup. Tidak banyak keuntungan yang bisa dia peroleh, namun itu dirasakannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seorang diri.

Bahkan untuk menarik pelanggan, dia harus menyisihkan keuntungan yang didapatnya agar bisa menghias sepedanya dengan beragam ornamen kemerdekaan.

Kegiatan berjualan ini, rutin dijalani Akbar setiap pagi, dengan cara berkeliling perkampungan. Di usianya yang masih belia, dia terpaksa kehilangan masa kanak-kanak demi mencari penghasilan.

Akbar mengaku hanya dengan berjualan gorengan itulah yang mampu ia lakukan demi bertahan hidup. Tidak ada ketrampilan lain yang dimiliki dan tidak ada satupun harta peninggalan orang tuanya yang bisa digunakannya untuk mencari nafkah.

Hanya sepeda tua pemberian ayahnya itulah, satu-satunya peninggalan yang mampu dimanfaatkannya untuk berjualan. Sepeda itu dihiasnya  dengan balon udara warna warni hingga bendera merah putih.

“Hanya dengan cara ini saya mencari sesuap nasi untuk makan. Berkeliling jualan jajanan gorengan. Saya tidak punya keahlian lain, dagangan  seharga Rp500 hingga Rp1.000 per biji saya tawarkan pakai sepeda peninggalan almarhum ayah satu-satunya,“ ungkap Akbar kepada Sariagri dengan nada lirih Selasa (17/8).

Sambil setengah berteriak, kaki kecil Akbar trus mengayuh sepeda tuanya, menyusuri rumah rumah warga yang ada disekitar desanya. Dia mengaku sudah delapan tahun ditinggal kedua orangtuanya meninggal.

Beban belajar daring untuk kuota internet dan kebutuhan makan sehari hari membuatnya nekat berjualan. Dalam sehari dia mengaku bisa mengumpulkan uang antara Rp5.000 hingga Rp25.000. Namun, dari 150 gorengan yang ia bawa setiap hari tidak semuanya habis terjual.

“Anaknya baik, ramah. Kami kasihan melihat dia jualan, masih kecil sudah bekerja karena yatim piatu. Kadang kalau jualannya masih banyak diberikan kepada anak kecil sekitar sini yang tidak mampu beli jajan,“ kata salah seorang pelanggan sekaligus tetangga Akbar, Ifa.

Ifa menambahkan, Muhammad akbar menjadi anak yatim piatu sejak usia dua tahun. Sepeninggal kedua orang taunya, Akbar diasuk oleh tetangganya. Namun menginjak usai lima tahun, dia sudah mulai mencoba hidup mandiri dengan berjualan jajanan gorengan keliling.

“Akbar mandiri banget. Meski sering kekurangan, tapi ia tidak pernah menyerah. Semoga semangatnya bisa menjadi contoh bagi anak Indonesia lainnya," kata Ifa.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama