Negara Asia Tenggara Ini Luncurkan Beras Emas Setelah Pengembangan 2 Dekade

Beras emas yang dimodifikasi secara genetik dan diperkaya nutrisi akhirnya siap ditanam di tujuh provinsi di Filipina. Wilayah itu merupakan wilayah dengan insiden malnutrisi dan stunting tinggi. Peneliti senior di Institut Penelitian beras emas Filipina (PhilRice), Reynante Ordonio, mengatakan benih akan didistribusikan di Quirino dan Catanduanes di Luzon; Samar dan Antique di Visayas dan Lanao del Norte; Agusan del Sur dan Maguindanao di Mindanao. PhilRice juga berkomitmen untuk memberikan benih pertama kepada Batac di Ilocos Norte dan Nueva Ecija guna membantu memfasilitasi pengujian beras emas. Beras emas dikembangkan PhilRice beremitra dengan Institut Penelitian Beras Internasional (IRRI). Varietas beras itu mengandung tambahan tingkat beta karoten yang diubah tubuh menjadi vitamin A. Satu dari lima anak komunitas termiskin di Filipina menderita kekurangan vitamin A (KVA). Penyebab paling umum kebutaan pada masa kanak-kanak dan berkontribusi pada melemahnya sistem kekebalan tubuh. Sertifikasi Benih Ordonio mengatakan beras emas telah didaftarkan ke Dewan Industri Benih Nasional (NSIC). Capaian itu dianggap sebagai kunci karena memungkinkan penyebarannya tidak hanya kepada petani, tetapi lebih penting lagi kepada produsen benih dan penanam benih. PhilRice berharap dapat mulai menanam padi emas pada awal musim hujan di lahan seluas 9 hektare. “Selanjutnya akan dilakukan pilot deployment beras emas yang saat ini sedang direncanakan dan sedang dilakukan juga karena kita sudah menjangkau provinsi sasaran dan ke satuan pemerintah daerah, dan sekarang lebih mudah karena sudah terdaftar,” kata Ordonio, seperti dikutip dari Inquirer. Namun, Ordonio menyebut penjualan komersial beras emas belum akan dimulai karena PhilRice perlu memproduksi benih dasar terlebih dahulu. “Saat ini masih dalam tahap memperbanyak benih dan kita pastikan kualitas dan kemurniannya,” katanya. Izin produksi komersial beras emas diberikan pada Juli tahun lalu oleh Biro Industri Tanaman, dan menjadikannya beras rekayasa genetika pertama yang disetujui untuk perbanyakan komersial di Asia Selatan dan Tenggara. IRRI menghabiskan dua dekade bersama PhilRice untuk mengembangkan beras emas, versi lanjutan dari beras biasa yang disebut dapat membantu mencegah kebutaan dan kekurangan gizi pada masa kanak-kanak. Beras emas pertama kali dikembangkan pada tahun 1999 oleh Ingo Potrykus, seorang profesor Institut Teknologi Federal Swiss, dan Peter Beyer dari Universitas Freiburg Jerman. Mereka memulai penelitian mereka tentang Beras Emas pada tahun 1982. Pada tahun 2004, teknologi beras emas disumbangkan ke Dewan Kemanusiaan Beras Emas, yang mentransfernya ke negara-negara berkembang di mana kekurangan vitamin A lazim terjadi, termasuk Filipina.   Sariagri -  
http://dlvr.it/SP7DhF

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama