Harga Komoditas Biji-bijian Menguat Akibat Pasokan Terganggu

Sariagri - Harga jagung, gandum, dan kedelai berjangka ditutup menguat, Selasa (12/4) atau Rabu (13/4) pagi WIB di Chicago Board of Trade atau Bursa Komoditas Chicago, Amerika Serikat (AS). Kenaikan dipicu oleh kekhawatiran tentang konflik Rusia-Ukraina terus berlanjut dan mengganggu ekspor biji-bijian Laut Hitam, serta optimisme tentang peningkatan permintaan untuk biofuel. Gedung Putih menyatakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan mengumumkan rencana untuk memperpanjang ketersediaan campuran biofuel bensin yang lebih tinggi selama musim panas guna mengekang kenaikan biaya bahan bakar. Langkah itu akan memungkinkan warga Amerika untuk terus membeli E15, bensin yang menggunakan campuran etanol 15 persen, dari 1 Juni hingga 15 September. Jagung adalah bahan baku utama AS bagi etanol. "Itu menguntungkan bagi jagung, dan berpotensi untuk biodiesel (yang berbasis kedelai) juga," kata Ted Seifried, Chief Agriculture Strategist Zaner Group. Reuters melaporkan harga jagung berjangka Chicago Board of Trade untuk kontrak pengiriman Mei ditutup melesat 11,75 dolar AS menjadi 776,25 dolar AS per bushel atau gantang setelah menyentuh 779 dolar AS, tertinggi sejak 7 Maret. Gandum berjangka CBOT untuk kontrak pengiriman Mei melambung 22,50 dolar AS menjadi 1.103,75 dolar AS per bushel dan kedelai Mei ditutup 15 dolar AS lebih tinggi menjadi 1.670,25 dolar AS per bushel. Departemen Pertanian Amerika (USDA) memberikan rating 32 persen untuk gandum musim dingin AS dalam kondisi baik hingga sangat baik, naik dua poin persentase dari seminggu yang lalu, tetapi masih termasuk peringkat yang rendah dalam rekor untuk sepanjang tahun ini, yang mencerminkan kekeringan di kawasan Plains. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pembicaraan damai dengan Ukraina menemui jalan buntu, menggunakan komentar publik pertamanya tentang konflik tersebut dalam lebih dari seminggu untuk bersumpah pasukannya akan menang, sinyal terkuat hingga saat ini bahwa perang akan terus berlanjut. “Dunia menghadapi masalah multi-tahun dalam pasokan makanan karena perang di Ukraina mendorong harga global lebih tinggi dan mengganggu produksi tanaman pangan,” kata Direktur Eksekutif World Food Programme PBB. Kekhawatiran tentang inflasi mengarahkan investor ke komoditas. Indeks harga konsumen AS meningkat 1,2 persen bulan lalu, kenaikan terbesar dalam 16 setengah tahun. "Aliran uang yang kuat memberikan dorongan bagi sektor komoditas yang lebih luas...didorong perkiraan bahwa risiko inflasi akan bertahan untuk beberapa waktu," tutur Arlan Suderman, analis StoneX.
http://dlvr.it/SNTGdW

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama